Setelah membaca sebuah buku yang sangat inspiratif saya akan melakukan sebuah pengakuan kecil.
Hati itu tidak memilih,hati itu dipilih..
membaca sepotong kalimat itu,saya seperti tersihir.seperti ada kekuatan magis merasuki,seperti ada sebuah sentruman yang mengagetkan,seperti sebuah tsunami datang tiba2x meluluhlantakan pertahanan hati saya.
Sudah lama saya memendam perasaan,walalupun tidak bisa semenarik novel yang baru saja saya baca,tapi idea ttg adanya kastil cinta bertabur peri2x di negeri cinta versi saya itulah adanya. saya menjadi pendongeng,pendengar,sekaligus tokoh2x yang saya ciptakan dan saya perankan sendiri.
Cukup lama saya memendam perasaan ini.apakah itu cinta? saya tak paham.tapi hati saya terus - menerus mengalir tanpa henti,tak kuat ketika sosok sekelebat itu harus mampir dalam mimpi saya yang tentu saja tidak direncanakan,tak punya pertahanan emosi yang kuat ketika harus berhadapan dengan pasukannya.Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya.terlalu abstrak.tapi rasa saya..*yang apakah ini rasa sayang?* entahlah...mengalir sewajarnya,setenangnya,dan seadanya.
Khayalan2x depan jendela sambil bengong memikirkan
could he be the one i`ve been looking for?
is he thinking about me?
what is he doing now?
dan seribu satu pertanyaan tentang dia menguap ke udara dan entah kemana juga perginya.
realitasnya tak semanis kastil cinta saya,dan saya telah memilih hati yang saya jadikan tambatan.
kisah klasik dan seribu satu pertanyaan saya biarlah Sang Penentu Dongeng yang memaparkannya kembali kepada saya.
Hati saya memilih untuk ada di realitas bersama dia yang realistis namun mampu menjadi pendengar dongeng saya yang terbaik.
*perahu kertas - dewi lestari- truly,deeply,inspiring*
No comments:
Post a Comment