Karena apa yang sudah tertulis,bisa dihapus tapi masih tetap menimbulkan bekas.
Baru - baru ini sebuah kejadian menimpa saya
karena sebuah status di situs jejaring sosial yang menimbulkan keresahan,impresi negatif bagi seseorang. ya udah.maaf dalam hati saya.istigfar dalam hati saya.
lalu, dengan berbekal niat untuk minta maaf kepada orang yang merasa.dan hanya dia doang yang ngerasa karena komentar hanya dari dia yang lain tidak berkomen apapun. lalu satu dan lain hal niat itu saya urungkan ketika tau bahwa dia menceritakan itu seolah" apa yang saya tulis buruk banget. padahal saya tidak menyebutkan nama,memberikan nama,ataupun tempat. ini adalah ekspresi dari saya yang disambut impresi dari dia.
kesan yang dia ceritakan seolah saya kurang ajar tidak tau aturan menulis yang baik.
wah..wah...wah...ya sudah saya akhirnya memutuskan me remove saja dari friend list. kelar. lalu kalo itupun nantinya menjadi masalah,ah sudahlah. ga penting. saya remove juga status itu.
kekuatan tulisan itu ternyata bisa membuat persepsi orang menjadi salah tanggap atau bahkan terkesan. ekspresi itu tidak juga sebebas burung terbang. ekspresi itu pun harus punya tatanan yan pas agar para penikmat tau objektivitasnya.
kekuatan tulisan itu ternyata mengandung nilai sensitiv dan emosional terhadap pembacanya.
tapi dengan segala keterbatasan saya akan mengekspresikan secara verbal,tulisan adalah kekuatan no 2 saya. dan tiba" saya merasa terpenjara atas kalimat yang saya buat sendiri.
saya kapok! bukan kapok menulis. tapi kapok harus berurusan dengan orang yang secara pribadi tidak pernah saya kenal dan secara profesional tidak pernah saya pertanyakan.
Oh yaa tulisan status saya di jejaring sosial
"Departure to dementor`s party"
No comments:
Post a Comment