Monday, September 5, 2011

ketika egois gue kumat

Hari ini gue chatting sama temen gue yang sedang diperantauan.
panggilan sayangnya inem, dia wanita yang bertubuh mungil,kurus,tapi tenaga dan semangatnya melebihi bentuk fisiknya. Dia salah satu dari sekian rekan kerja yang sangat baik dan pekeja keras, setiap gue akan mengeluh tentang pekerjaaan gue akan teringat dia yang jauh datang dari perantauan,bekerja dengan gaji yang pas"an (terakhir dia bilang THRnya ga dibayar full) dia masih berada di tempat kami bekerja( kami sama-sama bernaung di atap perusahaan yang sama) karena masalah ekonomi,karena dia harus menjadi tulang punggung keluarganya.

terakhir kali dia mengabari bahwa ayahnya sakit dan dia ketinggalan pesawat untuk pulang.gue sempet menawarkan jasa mengantarkan ke bandara tapi dia tidak mengabari kembali, dan hari ini ketika aku tanyakan keadaan bokapnya,dia bilang bokapnya udah ga ada.jantung gue sejenak berbunyi "nyes" merasa bodoh seketika. tapi dia nampak ceria saja dia blg" neng, kita sama" ga punya bapak yaaa sekarang". Segitunya gue.Jahatnya gue ga tanyain dari kemarin" ketika dia akan pulang ke rumahnya. kenapa gue ga nanyain udah sampe atau belum?" .sungguh ga peka banget gue.

segitu gue egoisnya sama diri gue sendiri, hingga hilang perasaan empati gue terhadap orang-orang yang telah baik sama gue.


maaf ya nem...

cuma itu yang bisa gue bilang sama dia dan sejumput rasa sesal dalam setiap huruf maaf ya nem.

gue terlalu memanjakan diri dengan segala keegoisan ini. keegoisan yang dulu selalu dipertanyakan orang lain.

No comments: